Fakta Terkini Tentang Perubahan Iklim Global

Fakta Terkini tentang Perubahan Iklim Global

Perubahan iklim seperti inflasi dan kerusakan global akan mendukung pemanasannya di masa depan. Ini telah dijadikan pengurangan yang berharga bagi manusia yang tidak dapat diterima sebagai krisis. Perbedaan tersebut dilaporkan melalui laporan krusial pertama dari lembaga Panel Lintas Pemerintah untuk Perubahan Iklim atau Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) yang dirilis pada 9 Agustus 2021, yang menyatakan bahwa kenaikan suhu nya akan melewati waktu 1,45 derajat Celsius dalam waktu yang sama setelah perubahan iklim.

Badan Meteorologi Dunia (WMO) diperkirakan, tahun 2023 akan menjadi bulan kecemasan. Menurut Sekretaris-Presiden WMO Antonio Guterres, masih mungkin untuk membatasi kenaikan global tersebut, tetapi hanya dengan aksi iklim yang berbeda dan dramatis.

“Kami tidak mempunyai waktu untuk membatasi suhu global pada tingkat yang tepat sebesar 1,5 derajat Celcius,” kata Guterres. “Kami harus serempak mencegah perubahan iklim global yang berbeda, menyatakan, tak sengaja berbekah, tak semua kecembungan, tapi serempak dengan ada kekeringan, ada ada resolusi dan ada peluncuran energi yang lebih kuat sementara kita memiliki waktu untuk tindakan yang bersejarah,” katanya.

Indonesia melakukan upaya pengurangan emisi rumah kaca dan mengimplementasi kebijakan pembangunan tersebut melalui sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI) yang berdiri dari amanat pasal 13 Perjanjian Paris, yang merupakan satu tahap sebagai aksi mitigasi. Indonesia juga memenuhi seluruh upaya pengurangan nilai karbon kepada pelaku yang menganggap emisi besar saat ini.

Hendro menegaskan, “Kami menganggap perubahan iklim bukanlah kabar bohong alias hoax, ini adalah hal nyata yang perlu diatasi oleh semua orang di planet ini.” —Edmund Hendro, Direktur Kebijakan Keselamatan Ekonomi Karbon (NEK), Indonesia