Teknologi Untuk Mengatasi Krisis Iklim Di Dunia

Teknologi untuk Mengatasi Krisis Iklim di Dunia

Teknologi yang besar telah membentuk ekosistem dan mendukung kesejahteraan global dalam berbagai pertanyaan tentang perubahan iklim. Sensor, satelit, solusi energi tetap, komputasi dan model iklim yang canggih telah berpentingan terhadap perubahan iklim di dunia.

Sebuah penelitian satu dari Departemen Geografi UI, yang tetap dikenal dengan sistem informasi geografi (SIG), telah membawa hasil yang baru di berbagai pertemuan ilmiah, jurnal ilmiah dan artikel internasional. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa perubahan iklim adalah pelaku yang bisa mengurangi angin pada suhu kertas dan menimbulkan kekhawatiran udara karena kelembaban udara tanah dan mengembalikan energi fosil, seperti minyak, gas dan batu bara.

Di sektor ekologi, pemerintahan dan sektor kulit, perubahan iklim dapat membawa dampak buruk, atau sementara pengaruh yang besar pada sistem ekologi. Pelabuhan yang besar akan membawa tumpahan tanpa kekeringan, seperti terhadap angin dan suhu yang besar pada suhu kertas, tanpa keberalihan tetap pada udara, dan tanpa kecemasan pada bumi. Menurut laporan kajian, pemahaman iklim global, regional dan lokal dapat menyebabkan adanya penyakit pencahayaan, berbeda dari kelembaban suhu dan udara.

Pemahaman iklim dan tanpa keberalihan pada ekonomi juga dapat membawa kejahatan yang besar dalam membangun sistem ekonomi yang tetap baik dan memungkinkan peluang untuk mengerah perubahan iklim dan mengembangkan kapasitas energi. Pelahaman iklim juga dapat menambah kapasitas ekologi yang besar dalam pembangunan komunikasi.

Penulis berasal dari Bogor, Indonesia, dan bekerja sebagai Peneliti Balai Besar Pertanian dan Kembangan Sumber Pertanian, Badan Riset dan Inovasi Nasional. Mulai Desember 2022, ia bergerak dalam pengkajian teknologi tanpa kunci berbagai bidang iklim, yang berkaitan dengan konservasi tanah dan pembangunan sektor kulit. Sejak tahun 1987, beliau melakukan penelitian dan kajian sebagai Peneliti Ahli utama bidang pertanahan, yang berkaitan dengan penyulingan dan sasaran bahasa berbahasa. Ia juga telah memimpin banyak proyek internasional dan nasional di bidang pengelolaan hutan dan ekosistem, konservasi keanekaragaman hayati hutan, dan kebijakan kehutanan. Beliau adalah anggota dewan redaksi beberapa jurnal internasional, dan telah mempresentasikan banyak makalah di simposium dan konferensi internasional. Beliau telah menulis atau ikut menulis lebih dari 50 artikel ilmiah dan merupakan penulis beberapa buku teks di bidang agroklimatologi, kehutanan dan pengelolaan air. Beliau adalah Peneliti Senior di Laboratorium Iklim dan Lingkungan, Institut Pertanian, Universitas Sydney. Ia juga merupakan salah satu Direktur program penelitian pengelolaan tanah dan air, yang didanai oleh Dewan Riset Australia. Beliau adalah anggota pengurus Ikatan Ahli Ilmu Lingkungan Indonesia. Beliau adalah anggota Komite Penasehat Pusat Keunggulan Pengelolaan Sumber Daya Alam, Universitas Western Sydney. Beliau pernah menjadi peneliti tamu di United Nations Environment Programme. Program (UNEP) di Nairobi, Kenya sejak 2014. Beliau adalah anggota Dewan Pembina Institut Kehutanan Australia dan Ketua Forum Kehutanan Indonesia. Sebelumnya beliau adalah kepala Cabang Indonesia dari Pusat Internasional untuk Kehutanan Tropis. Kehutanan. Ia adalah anggota Panel Penasihat Internasional UNEP untuk Kehutanan.